Siroman Rohani: Islam itu Agama Ta'awun | Berita Populer Lazismu
LAZISMUSBY.COM
ISLAM ITU AGAMA TA’AWUN
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ
وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh amat berat siksa-Nya. QS Almaidah 2
Islam itu pedoman hidup dan nikmat semesta kehidupan. Alloh menurunkannya untuk membimbing manusia ke jalan yang lurus atau shirothol mustaqim. Jalan para nabi, syuhada’ dan sholihin. Jalan mulia untuk keselamatan hidup dunia dan akhirat. Alloh menganugerahkan Islam untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.
Berkat Islam, kehidupan ini menjadi selamat, damai, dan berkeadilan. Adalah Rosululloh saw yang berpesan, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia.” Setiap muslim yang berkomitmen dengan Islam, hidupnya pasti di jalan yang benar dan bermanfaat bagi nilai kemanusiaan.
Rosululloh adalah satu-satunya nabi yang diutus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam,” QS Al-Anbiya 107. Ayat ini mengandung pesan agar setiap muslim menjadi penebar atau penabur rahmat.
Seorang muslim menjadi rahmat bila menjadikan Islam pedoman sepenuhnya dalam semua dimensi kehidupan. Karena itu Alloh memerintahkan setiap mukmin masuk Islam sepenuhnya. “Wahai orang-orang beriman, masuklah ke dalam Islam sepenuhnya. Jangan mengikuti rekayasa setan. Sungguh setan itu musuh nyata bagimu.” QS Albaqoroh 208.
Menerima Islam sepenuhnya berarti menjadikan Islam sebagai pedoman dalam menunaikan kewajiban vertikal hablun minalloh dan kewajiban horizontal hablun minannas secara integral. Inilah amanat yang memuliakan. Jika dua amanat ini diabaikan, manusia akan ditimpa kehinaan. “Mereka ditimpa kehinaan di manapun mereka berada, kecuali mereka menunaikan kewajiban hablun minalloh dan hablun minannas.” QS Ali Imron 112.
Kewajiban hablun minalloh adalah kewajiban menjadikan diri sebagai Abdullah, sedangkan kewajiban hablun minannas adalah kewajiban menjadikan diri sebagai khalifah, penebar kebenaran, penyalur manfaat dan menunaikan kewajiban kemanusiaan ecara adil.
Di antara amanat kemanusiaan yang menjadi komitmen Islam adalah amanat ta’awun atau tolong menolong antar sesama demi kebajikan dan ketakwaan, sebagaimana ditegaskan QS Al-Maidah 2 di atas. Tolong menolong adalah misi kemanusiaan mulia yang bisa dilakukan di manapun dan kapanpun. Islam melarang ta’awun yang mendatangkan dosa dan permusuhan. Atau mengakibatkan mudhorot, mubazir, keji dan munkar.
Alquran mengamanatkan tolong-menolong dalam mewujudkan kepedulian kepada fakir-miskin dan mustahik zakat lainnya sebagaimana disebutkan dalam QS Attaubah 60. Zakat, infak, sodaqoh, dan waqof adalah komitmen sosial Islam. Bila harta hanya ditimbun, dihitung dengan penuh kebanggaan tanpa menunaikan kewajibannya, Alloh mengancamnya dengan azab. Mereka bahkan termasuk golongan yang harus diperangi karena masuk kategori murtad.
Tolong menolong bisa dilakukan dalam bidang agama, ekonomi, pendidikan, kesehatan, hukum, politik, ilmu dan teknologi, serta berbagai bidang kemanusiaan lainnya. Tolong menolong bahkan wajib dilakukan saat musibah atau bencana alam dan kemanusiaan terjadi. Termasuk ketika dunia tengah ditimpa musibah pandemi Covid-19 dan telah menelan jutaan korban ini.
Rosululloh Muhammad saw bahkan mengingatkan, “Barangsiapa yang tidak peduli terhadap urusan yang menimpa orang beriman, maka mereka tidak termasuk umatku.” Ketika umat Islam ditimpa krisis keadilan dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik, kesehatan, dan hukum, maka saatnya umat Islam bahu-membahu mengantisipasi kejahatan kemanusiaan ini.
Ketika framing, tudingan, dan fitnah terorisme, radikalisme, intoleransi ditujukan kepada ulama dan aktifis Islam, oleh kaum kafir, musyrik, dan munafik, maka saatnya umat Islam bersatu dengan tegas menangkalnya.
Ketika umat Islam di Palestina, Myanmar, Oyghur dan di berbagai negeri lainnya didzolimi secara keji oleh teroris Yahudi, Nasrani, Hindu dan Budha, maka umat Islam harus berteriak lantang atau bangkit menggalang kekuatan ekonomi, hukum, politik, pendidikn, dan keamanan sebagai wujud ta’awun, kepedulian, tolong menolong dan tanggung jawab sebagai ummatan wahidah atau ummatan wasathon.
Ketika Islam dilecehkan, umat Islam dikebiri, kekayaan tanah air Islam di negeri-negeri muslim dikuasai secara tidak adil oleh kapitalis asing atau aseng, atau kaum kafir, musyrik, dan munafik, maka umat Islam harus menggalang sinergi demi memperjuangkan hak-haknya secara adil menurut Islam, maupun secara konstitusi yang berkeadilan. Itulah ta’awun atau menolong yang harus menjadi kesadaran dan komitmen setiap muslim. (Abdul Hakim, MPdI)
Komentar
Posting Komentar