Jalan-Jalan Islam Dalam Mengentas Kemiskinan | Berita Populer Lazismu
JALAN - JALAN ISLAM DALAM MENGENTAS KEMISKINAN
Oleh : Sunarko, S.Ag., M.Si )*
Islam bukanlah agama yang mensucikan kemiskinan. Islam menolak pendirian golongan Jabariyah
(Fatalis) yang menganggap bahwa kemiskinan merupakan Takdir Tuhan
yang tidak membutuhkan obat atau dokter dalam penyembuhannya. Islam juga menolak
pendirian golongan Roksumaliyah (Kapitalis) yang menganggap bahwa
kemiskinan merupakan Takdir Allah yang penanggulanganyapun merupakan tanggung
jawab si miskin itu sendiri. Islam justru menganggap bahwa kekayaan
merupakan nikmat dan karunia Allah SWT yang patut kita syukuri, karena mukmin
yang kuat itu lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah. Rasulullah SAW
bersabda :
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ
إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan
lebih dicintai Allâh daripada mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada
kebaikan”.
Kuat tidak hanya dari sisi Iman dan Aqidah, tapi kuat dari sisi fisik, bisnis, ekonomi, politik dan sebagainya. Hadist-Hadist Nabi menegaskan bahwa Kemiskinan disamping bisa merusak Iman dan Aqidah Seseorang, ternyata kemiskinan juga bisa merusak Etika dan Moral Seseorang baik dalam lingkup Keluarga, Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Banyak diantara Saudara kita yang diuji oleh Allah SWT berupa kekurangan materi (miskin) lebih-lebih tidak dibentengi oleh Iman dan Aqidah yang kuat, mereka mengambil jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari mereka melakukan jalan pintas dengan cara yang diharamkan Allah SWT, seperti mencuri, merampok, menjarah, bahkan tak sedikit orang yang terjerumus menjadi pekerja sek komersial (PSK). Ada orang tua yang rela menjual bayinya, ada suami yang menjual istrnya dan lain-lain. Semua disebabkan karena kondisi Ekonomi.
RAIH SUKSES DUNIA AKHERAT
Kalau kita kaji
dalam ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadist-hadist Nabi SAW, sebenarnya Islam
mengajarkan kepada kita untuk bisa meraih sukses tidak hanya di akhirat namun
juga kesuksesan di dunia. Hal ini sebagaimanan Firman Allah SWT dalam QS. Al-Qashas ayat 77 :
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ
الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi”.
(QS. 28 : 77)
Syekh DR. Yusuf Al-Qaradawi dalam bukunya “Konsepsi Islam Dalam Pengentasan
Kemiskinan” beliau menegaskan
bahwa Jalan-jalan islam dalam pengentasan Kemiskinan antara lain: Pertama dengan BEKERJA. Bekerja merupakan senjata kaum mukminin dalam memerangi kemiskinan. Konsep Al-Qur’an mengajarkan kepada umat Islam untuk bekerja keras, bukan
bermalas-malasan. Karena bermalas-malasan adalah sifatnya Syaithon. Etos kerja
kaum mu’minin dalam Al-Qur’an adalah etos kerja yang terbaik seperti yang
dijelaskan pada Q.S Al-Insyirah ayat 7 :
فَاِذَا فَرَغۡتَ
فَانۡصَبۡۙ
“Maka apabila engkau telah selesai (dari
sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)”. (QS.
Al-Insyirah ayat 7)
Q.S Al-Jum’ah ayat 10.
فَاِذَا قُضِيَتِ
الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوۡا فِى الۡاَرۡضِ وَابۡتَغُوۡا مِنۡ فَضۡلِ اللّٰهِ
وَاذۡكُرُوا اللّٰهَ كَثِيۡرًا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُوۡنَ
“Apabila shalat telah
dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”(QS. Al-Jum’ah ayat 10)
Umat islam seharusnya Bertawakkal seperti tawakkalnya
burung, dimana burung sudah keluar dari sarangnya pagi hari untuk mencari
karunia Allah SWT dan kemudian burungpun kembali pada petang hari ia sudah
dalam keadaan kenyang.
Islam juga tidak mengajarkan untuk menjadi pengemis atau
peminta-minta. Nabi SAW
bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى. فَالْيَدُ الْعُلْيَا هِيَ
الْمُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ.
“Dari Abdullah ibn Umar radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Rasulullah ﷺ bersabda : Tangan yang diatas lebih baik daripada
tangan yang di bawah.
Tangan yang diatas adalah yang memberi (mengeluarkan infaq) sedangkan tangan
yang di bawah adalah yang meminta.” (HR. Al-Bukhari 1339)
Suatu ketika Rasulullah
pernah mencium tangan seorang tukang batu (Sa’ad bin Mu’ad) karena kerja
kerasnya. Rasulullah mengatakan “Inilah Tangan
yang diajuhkan dari api neraka, karena bekerja mencari nafkah
untuk keluarganya.”
Umar bin Khattab pernah mengusir sekelompok pemuda yang
hanya berdiam diri di dalam masjid hanya untuk mencari karunia Allah dengan
Berdo’a saja, kemudian Umar mengatakan “Bekerjalah kalian disaat orang lain
sedang bekerja, karena emas dan perak itu tidak akan mungkin turun dari langit
kalau kalian tidak mau berusaha.” kemudian Umar memberikan beberapa biji gandum
kemudian mengatakan “Ambillah ini, tanamlah, dan bertawakkallah kepada Allah.”
Dengan ihtiar kerja keras dan tawakkal kepada Allah SWT, insya Allah
akan ada perubahan yang lebih baik
dari kehidupan sebelumnya dari pada seorang mukmin ingin menjadi kaya, ingin
semua kehidupannya terpenuhi namun tidak mau berusaha dengan kerja keras dan
hanya bermalas-malasan saja.
Firman Allah
SWT dalam Al-qur’an Surat Al-Ra’ad ayat
11
اِنَّ اللّٰهَ لَا
يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوۡا مَا بِاَنۡفُسِهِمۡ
“... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan
suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri..”.(QS. Ar-Ra’ad
ayat 11).
Kedua, dengan Peningkatan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK).
Bahwa peningkatan Sumber Daya Insani (SDI) merupakan salah satu jalan-jalan Islam dalam pengentasan kemiskinan. Sebab dengan Sumber Daya Manusia yang tangguh akan membantu seseorang dalam menyelesaikan segala permasalahan kehidupan terutama masalah ekonomi. Dengan Sumber Daya Manusia yang tangguh seseorang akan mudah menaklukkan dunia. Sebab Ilmu itu adalah kunci yang bisa membuka berbagai macam permasalahan.
Firman Allah
SWTdalam Q.S Al-Mujadalah ayat 11 :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Imam
Syafii berkata :
“Barangsiapa yang menginginkan dunia maka
hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah
dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan
ilmu”.
Ketiga, Filantropi dengan Gerakan ZISKA (Zakat, Infaq, Shadaqah dan dana Sosial Keagamaan Lainnya).
Menurut BAZNAS Potensi Zakat
secara nasional adalah 252 trilyun, namun dari kesadaran umat islam saat ini
dana zakat yang terkumpul oleh umat Islam baru terkumpul mencapai 8,1 trilyun. Intinya
potensi yang lebih besar lagi masih bisa di gali dalam rangka membantu
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dana zakat sangat bermanfaat dalam membantu
pemerintah dalam mengentas kemiskinan. Melalui program pemberdayaan dhuafa dimana
seluruh program yang dibuat oleh lembaga Zakat bisa di tasharufkan kepada 8
asnaf melalui pilar pendidikan, dakwah, sosial, ekonomi ,kesehatan dan
lingkungan.
Karenanya perlunya kampanye secara luas kepada masyarakat dalam gerakan
sadar zakat dalam upaya membersihkan dan mensucikan harta. Firman Allah dalam
Q.S At-Taubah ayat 103 :
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً
تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ
سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari harta mereka guna
membersihkan dan menyucikan mereka. Dan berdo’alah untuk mereka sesungguhnya
do’amu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar,
Maha Mengetahui.”
Keempat, dengan peningkatan Iman dan Taqwa
(IMTAQ)
Setelah bekerja keras, kemudian peningkatan sumber daya insani (IPTEK),
dan juga Filantofi (ZISKA) maka yang lebih utama lagi adalah dengan peningkatan
Iman dan Taqwa kepada Allah SWT. Iman dan taqwa merupakan dasar seseorang atau
sebuah negara. Sebab dengan nilai Iman dan taqwa Allah telah menjanjikan akan
memberikan bonus/penghargaan berupa kemudahan-kemudahan. Dimudahkan rezeki
kita, dipenuhinya kebutuhan kita dan dimudahkan kita dari berbagai macam
permasalahan. Intinya segala macam permasalahan solusinya adalah IMTAQ. (Simak
QS. At-Thalaq ayat 2,3,4).
Firman Allah pada Q.S Al-A’raf ayat 96 :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟
وَاتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ
وَالْأَرْضِ وَلٰكِن كَذَّبُوا۟
فَأَخَذْنٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُون
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertaqwa pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Indonesia sebagai negara kaya raya dengan
sumber daya alam yang luar biasa, seharusnya dengan bekal kekayaan alam yang
melimpah, merdeka lebih dari 75 tahun negeri ini sudah menjadi negeri yang
makmur dan sejahtera. Namun negeri ini masih mengalami tiga problem besar
berupa kemiskinan, pengangguran dan hutang luar negeri. Semoga dengan kesadaran
bersama untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, kerja keras, menjalin
persatuan dan kesatuan, bergotong royong, saling membantu yang lemah, insya
Allah janji Allah dalam Surat Al-A’raf 96 tersebut akan benar terwujud turunnya
berkah Allah dari langit dan bumi sehingga menjadikan Indonesia yang adil,
makmur, sejahtera. Indonesia yang baldatun, thoyyibatun ghofur, Aamiin Ya
Rabbal 'Alamiin.
)* Penulis adalah Ketua LAZISMU Kota
Surabaya. Kasi Bina Sosial dan Keagamaan
Dinas Sosial Kota Surabaya.
Komentar
Posting Komentar