Tanya Jawab Agama: Orang Yang Mulia adalah Orang Yang Tidak Ketemu Nabi Tetapi Beriman Kepada Nabi | Berita Populer Lazismu


Ustadz H Imanan 


Soal-Jawab Agama


ORANG YANG MULIA ADALAH ORANG TIDAK KETEMU NABI TETAPI BERIMAN KEPADA RASULULLOH SHALLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM


Pertanyaan:

Assalamu'alaikum wr wb.


Ustadz, sering kali di WA disampaikan bahwa orang yang mulia itu adalah orang yang tidak hidup di zaman Nabi, tidak pernah bertemu Nabi, tidak pernah melihat Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam tetapi ia beriman kepada Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam.


Pertanyan:

- Apakah ada dasarnya/haditsnya yang shahih pernyataan tersebut ? Terima kasih (dari jamaah pengajian PRM Lontar)


Jawaban:

Wa'alaikumussalam warahmatullohi wabarakatuh.


Penanya yang budian  mungkin hadits yang dimaksud adalah hadits- hadits berikut di bawah ini:


1. Hadits dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallohu 'anhu:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ طُوبَى لِمَنْ رَآكَ وَآمَنَ بِكَ قَالَ طُوبَى لِمَنْ رَآنِي وَآمَنَ بِي ثُمَّ طُوبَى ثُمَّ طُوبَى ثُمَّ طُوبَى لِمَنْ آمَنَ بِي وَلَمْ يَرَنِي قَالَ لَهُ رَجُلٌ وَمَا طُوبَى قَالَ شَجَرَةٌ فِي الْجَنَّةِ مَسِيرَةُ مِائَةِ عَامٍ ثِيَابُ أَهْلِ الْجَنَّةِ تَخْرُجُ مِنْ أَكْمَامِهَا.  (رواه احمد)

Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallohu 'anhu, dari Rasululloh shallallohu 'alaihi wa sallam, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepadanya: Ya Rasulalloh, beruntunglah bagi orang yang melihatmu dan yang beriman kepadamu, Beliau menjawab. Beruntunglah orang yang melihatku dan beriman kepadaku, kemudian beruntunglah, kemudian beruntunglah, kemudian beruntunglah bagi orang yang beriman kepadaku padahal ia tidak melihatku. Berkata kepadanya seorang laki-laki. Apa keberuntungan itu. Nabi menjawab. Satu pohon di surga seratus tahun perjalanan ahli surga, barulah ia keluar dari naungannya. (HR. Ahmad).


Keterangan:

Hadits tersebut di atas ada di Musnad Imam Ahmad, nomor 11673. Adapun derajatnya diperselisihkan oleh ulama ahli hadits, kata Syu'aib Al-Arnauth sanadnya dhaif, kecuali tentang perkataan: "Beruntunglah bagi orang yang melihatku dan beriman kepadaku, dan beruntunglah bagi orang yang beriman kepadaku dan dia tidak melihatku" maka perkataan ini derajatnya hasan.

Sementara oleh Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Bani dan lainnya menshahihkan hadits tersebut.

Adapun menurut kami derajatnya in sya Alloh yang benar adalah hasan, karena ada dua rawi yang dipersoalkan oleh ulama hadist, yaitu Ibnu Luhaiah, ada yang mengatakan shahih dan kuat haditsnya dan yang mengatakan haditsnya lemah. Dan satu lagi rawi yaitu Darraj Abu as-Samh, kata ulama hadits dia tsiqat (kuat) dan kata ulama lain dia shaduq (jujur).


2. Hadits dari Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu:

عن انس بن مالك قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم وددت اني لقيت اخواني قال فقال اصحاب النبي صلى الله عليه وسلم اوليس نحن اخوانك قال: بل انتم اصحابي ولكن اخواني الذي امنوا بي ولم يروني. (رواه احمد)

Dari Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu berkata: Rasulullohu shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku rindu ingin bertemu dengan saudara-saudaraku, para sahabat nabi radhiyallohu 'anhum berkata: Bukankah kami saudara-saudaramu ? Beliau bersabda/menjawab: Kalian adalah para sahabatku, tetapi saudara-saudaraku adalah orang-orang yang telah beriman kepadaku dan belum bertemu denganku (HR. Ahmad)


Keterangan:

Hadits tersebut di atas ada di musnad Imam Ahmad nomor 12579, dan ada di Mu'jamu al-Ausath, Ath-Thabrani nomor 5494 dan juga diriwayatkan oleh Abu Ya'la nomor 3390.

Adapun derajatnya dipersoalkan oleh ulama ahli hadits, oleh Al Bani dikatakan shahih, sementara oleh an-Nasai dikatakan dhaif.

Menurut kami in sya Alloh derajatnya adalah hasan, karena ada seorang rawi yang bernama Jasr, dikatakan oleh ahli hadits bahwa dia rawi yang shalih tapi haditsnya tidak cukup kuat.


3. Hadits dari Abu Umamah:

عن ابي امامة ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: طوبى لمن راني وامن بي وطوبى سبع مرات لمن لم يرني وامن بي (رواه احمد)

Dari Abu Umamah radhiyallohu 'anhu berkata, bahwasanya Rasululloh shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda: "Beruntunglah bagi orang yang melihatku dan beriman kepadaku (beliau ucapkan satu kali). Dan beruntunglah (beliau ucapkan sebanyak tujuh kali) bagi orang yang belum melihatku dan beriman kepadaku (HR. Ahmad)


Keterangan:

Hadits di atas ada di musnad Imam Ahmad nomor 21187.


 Adapun derajatnya adalah in sya Alloh shahih, karena sanadnya  tidak putus dan rawi-rawinya tidak ada satupun ulama ahli hadits yang mempersoalkannya, bahkan oleh Al Bani di dalam kitab Shahih Al Jami', Nomor 3924, dikatakan hadits shahih.


4. Hadits dari Abu Hurairah radhiyallohu 'anhu:

عن ابي هريرة  ان رسول الله صلى الله عليه وسلم اتى المقبرة فقال السلام عليكم دار قوم مؤمنين وانا ان شاء الله بكم لاحقون وددت انا قد راينا اخواننا قالوا اولسنا اخوانك يا رسول الله قال انتم اصحابي واخواننا الذي لم ياتوا بعد فقالوا كيف تعرف من لم يات بعد من امتك يا رسول الله فقال ارايت لو ان رجلا خيل غر محجلة بين ظهرى خيل دهم بهم الا يعرف خيله قالوا بلى يا رسول الله قال فانهم ياتون غرا محجلين من الوضوء وانا فرطهم على الحوض الا ليذادن رجال عن حوض كما يذاد البعير الضال اناديهم الا هلم فيقال انهم قد بدلوا بعدك فاقول سخقا سخقا (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah radhiyallohu 'anhu bahwa Rasululloh shallallohu 'alaihi wa sallam pernah mendatangi kuburan kemudian beliau bersabda: 

السلام عليكم دار قوم مؤمنين وانا ان شاء الله بكم لا حقون

"Semoga keselamatan atas kalian, wahai kaum beriman, dan sunnguh kami dengan kehendak Alloh akan menyusul kalian"

Aku rindu sekali melihat saudara-saudara kita, para sahabat berkata: Bukankah kami adalah sadara-saudaramu, wahai Rasululloh ? Beliau menjawab: "Kalian adalah para sahabatku dan saudara-saudara kita adalah orang-orang yang belum datang...

Para sahabat bertanya bagaimana engkau mengenal orang yang belum datang dari umatmu, wahai Rasululloh, maka beliau bersabda: Apa pendapat kalian, seandainya seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang berbulu putih di dahi dan kakinya, dan kuda itu berada di tengah-tengah sekelompok kuda yang hitam legam, apakah dia mengenal kudanya itu ?

Para sahabat menjawab,  "Sudah tentu wahai Rasululloh"

Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya mereka datang dalam keadaan muka dan kaki mereka putih bercahaya karena bekas wudhu, dan aku mendahului mereka ke telaga.

Ingatlah! Ada golongan lelaki yang dihalangi dari telagaku, sebagaimana dihalaunya unta-unta sesat. Aku memanggil mereka, "Kemarilah kamu semua!  Maka dikatakan, "Sesungguhnya mereka telah menukar (mengganti) ajaranmu selepas kamu wafat. Maka aku bersabda: "Pergilah jauh-jauh dari sini!" (HR. Muslim)

Keterangan:

Hadits di atas ada di shahih Muslim nomor 367, dan ada di Musnad Ahmad nomor 8924, dan ada di Sunan Ibnu Majah nomor 4296, dan juga ada di Muatha' Imam Malik nomor 53.

Adapun derajatnya adalah shahih, karena sanadnya tersambung dan rawi-rawinya tidak ada ulama ahli hadits yang menjarh (mencacat).

Demikian jawaban dari kami, semoga bisa mencerahkan.

Wallohu a'lam bish-shawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Agama: Tahlilan Atau Yasinan (Selamatan) Untuk Orang Meninggal Dunia | Berita Populer Lazismu

Tanya Jawab Agama: Zakat Uang Yang Masih di Pinjam Orang Lain | Berita Populer Lazismu

Mata Hati: Meraih Kasih Sayang Allah Dengan Ihsan | Berita Populer Lazismu