Berterima Kasih Kepada Muhammadiyah | Berita Populer Lazismu

 


BERTERIMA KASIH KEPADA MUHAMMADIYAH

 

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ

عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang haq agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Alloh sebagai saksi.

QS Al-Fath 28

Tahun 1912, 108 tahun yang lalu, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Tentu ini bagian dari amanat besar melanjutkan misi Rosululloh Muhammad saw sebagai rahmat bagi semesta alam. Misi dakwah, pendidikan dan social yang dilakukan pendiri organisasi Islam di awal abad ke-20 itu tentu  menuai respon pro dan kontra, baik dari penjajah Belanda, maupun kaum abangan, dan penganut Islam tradisional pribumi. Namun tekad beliau untuk mewujudkan visi dan misi dakwah Islam itu, tidak menyurutkan  langkah mulia ulama mujahid dan mujtahid yang lahir tahun 1868, di Kampung Kauman Yogyakarta itu.

Kesedihan dan kepedihan melihat kondisi umat Islam yang terpuruk, menjadi korban penjajah dan mengalami krisis agama, politik, hukum, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan itu telah menjadi gelombang energy yang menggerakkannya untuk melakukan gerakan pencerahan, social, pendidikan dan dakwah amar makruf dan nahi munkar.

Gerakan kebangkitan Islam di berbagai negeri muslim pada abad ke-19 yang dipelopori Jamaluddin Al Afghani, Muhammad`Abduh, Muhammad`Rasyid Ridho dan Sayyid Ahmad Kan, kian menginspirasi dan memotivasi KH Ahmad Dahlan mendirikan, Persyariktan Muhammadiyah, organisasi Islam modern berdasarkan Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad saw.

Di masa itu, dunia Islam, khususnya Nusantara, memang tengah dalam cengkeraman kolonialis Belanda. Belanda tidak hanya menguras sumber-sumber alam negeri yang kaya raya ini, tetapi juga membiarkan mayoritas pendududk muslim dalam kondisi terbelakang dan terpuruk secara agama, politik, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Praktik keagamaan yang dipenuhi tahayul, bidah, dan khurofat terjadi dalam kehidupan umat Islam di mana-mana. Sementara itu, selain  menguras sumber-sumber alam, Belanda ternyata membawa misi kristenisasi, sinkretisasi, serta melakukan politik memecah belah serta mengadu domba.

Berkat kerja ikhlas, cerdas, dan konsisten para tokoh pendiri dan penerusnya, kini Muhammadiyah menjadi organisasi terbesar dan modern. Terus tumbuh dan terorganisir dari pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting di semua propinsi, bahkan di sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, Amerika, Australia, Inggris, dan sejumlah negara lainnya.

Selain KH Dahlan, terukir nama sejumlah tokoh besar yang lahir dari rahim Muhammadiyah. KH Mas Mansyur, Ki Bagus Hadikusumo,  Buya AR Sutan Mansyur, KH AR Fachruddin adalah sebagian tokoh kharismatik yang memiliki andil besar bagi kemajuan Muhammadiyah, di samping Prof. Dr. Amin Rais dan Prof. Dr. Din Syamsuddin di masa reformasi.

Berbagai amal usaha Muhammadiyah dalam bidang dakwah dan pendidikan, kesehatan, ekonomi dan layanan social berhasil diwujudkan organisasi yang telah berusia lebih satu abad ini.

Berdasarkan Data Update PSDM bulan Desember 2020, jumlah amal usaha Muhammadiyah yang terdiri dari Lembaga pendidikan TK/Paud/KB sebanyak 22.000 unit, SD-MI sebanyak 2770,   SMP-MTS sebanyak 1826 unit, SMA/SMK sebanyak 1410 unit. Jumlah PTMA 164 unit, dengan 554.201 mahasiswa, 17.117 dosen, dan 1843 prodi. Selain itu, Muhammaadiyah juga memiliki 356 pondok pesantren yang tersebar di berbagai kota.

Dalam bidang kesehatan Muhammadiyah telah mendirikan Rumah Sakit dan Klinik sebanyak 364 unit. Rumah layanan social berupa panti asuhan sebanyak 384 unit. Sebanyak 20.198 masjid dan musholla berdiri di berbagai kota dan desa terpencil.

Sejak dua dasa warsa terakhir, Muhammadiyah telah mewujudkan layanan social terbaru berupa Lembaga Zakat, Infaq dan Shodaqoh atau Lazismu, yang terorganisir sejak dari pusat, wilayah, daerah, dan cabang-cabang di seluruh wilayah Indonesia. Bersama seluruh majelis dan ortom, Lazismu terus bersinergi dalam memberi untuk negeri baik dalam layanan dakwah, pendidikan, social, kesehatan, dan berbagai ikhitiar mengantisipasi korban bencana, tanah longsor, gempa bumi, erupsi gunung, dan berbagai tragedi kemanusiaan di dalam negeri, maupun di sejumlah negara seperti Palestina, Myanmar, Oygur, dan lainnya. (Abdul Hakim/Pimred Majalah Lazismu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Agama: Tahlilan Atau Yasinan (Selamatan) Untuk Orang Meninggal Dunia | Berita Populer Lazismu

Tanya Jawab Agama: Zakat Uang Yang Masih di Pinjam Orang Lain | Berita Populer Lazismu

Mata Hati: Meraih Kasih Sayang Allah Dengan Ihsan | Berita Populer Lazismu