Kematian-Kehidupan itu Ujian Amal | Berita Populer Lazismu
KEMATIAN-KEHIDUPAN ITU UJIAN AMAL
الَّذِي
خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْغَفُورُ |
“Yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih
baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” QS Al-Mulk 2 |
Ada tiga misteri tentang kematian. Kita tidak tahu kapan mati, di mana kematian menjemput, dan dengan cara apa kita akan mati. Ada yang dijemput maut sebelum manusia dilahirkan ke dunia. Ada mati saat balita, remaja, dewasa, atau tua-renta. Ada mati dibunuh, bunuh diri, ditimpa musibah bencana. Ada mati saat menenggak minuman keras, berjudi, atau sedang berzina. Ada maut menjemput saat manusia di udara, di laut, dan di darat. Ada pula yang mati di kasur, sumur, dapur, dan di medan tempur. Ada mati cepat karena Covid 19 atau dicovidkan. Ada kematian yang diliputi aroma harum, ada pula yang menebar bau bangkai. Kematian, memang menjadi bagian dari misteri kehidupan itu sendiri.
Dalam satu hadits, Rosululloh
mengingatkan kita agar selalu ingat mati atau dzikrul maut. Ingat
mati, bahkan menjadi salah satu indicator kecerdasan. Mengapa harus sering
ingat kematian? Ternyata, kematian itu momen paling dekat dengan diri kita.. Kematian
memutus mata rantai kehidupan dunia. Bila kematian tiba, tak ada lagi
kesempatan untuk menyambung amal seperti
saat kehidupan bersama kita sebelumnya. Kematian ternyata guru terbaik yang
menasihati manusia untuk selalu bermuhasabah dan terus berbenah meraih husnul
khotimah.
Hanya ada dua klasifikasi kematian. Mati mulia atau husnul khotimah,
atau sebaliknya, mati hina atau mati su’ul
khotimah. Mati husnul khotimah mengantar manusia ke pintu gerbang surga,
sebaliknya mati su’ul khotimah, menyeretnya ke pintu azab neraka. Keduanya,
tentu sepenuhnya bergantung kepada tabungan amal kita selagi hidup di dunia.
Maka, firman Alloh dalam Surat Al-Mulk ayat 2 di atas, menjadi early warning atau
peringatan dini bagi kita.
Kematian dan kehidupan itu
sunnatulloh. Alloh Maha Kuasa menentukan keduanya untuk segenap makhluk-Nya,
terlebih bagi manusia yang dipilih dan mendapat mandat menjalankan amanat vertikal sebagai abdullah,
serta amanat horizontal sebagai khalifah-Nya. Ayat itu
mengingatkan kita akan dua hal prinsip. Ada kematian dan kehidupan mulia, ada
pula kematian dan kehidupan sia-sia, hina atau nista. Secara tersirat, ayat itu
juga meengingatkan agar kita tidak menyia-nyiakan hidup. Sebab, kematian dan
kehidupan manusia memiliki konsekuensi.
Konsekuensinya adalah manusia akan
mengalami kehidupan baru di akhirat,
setelah kehidupan di dunia. Akhiratlah kehidupan sesungguhnya. Akhiratlah buah
dari amal-amal dunia. Sekecil apa pun amal manusia ada nilainya. Alloh Maha
teliti mencatat dan merekamnya. Di akhirat catatan itu ditampakkan sepenuhnya. Tak
ada yang disembunyikan, dimanipulasi, atau direkayasa. Tak ada suap atau
korupsi amal. Tak ada konspirasi untuk merusak catatan amal manusia. Alloh Maha
teliti, Maha Adil, lagi Maha bijaksana.
“Maka, barangsiapa melakukan
kebajikan sebesar dzarroh, dia akan
menyaksikan hasilnya. Dan, barang siapa melakukan kejahatan sekecil dzarrah, niscaya
dia pun akan menuai hasilnya.” TQS Zalzalah 7-8.
Salah satu indikator nilai manusia
menurut Alquran adalah amal. Amal hablun minalloh dan
amal hablun minannas. Dua
jenis amal yang tak terpisahkan, ibarat satu keping mata uang.
Amal hablun minalloh adalah amal yang
menjadikan hidup sebagai ladang ibadah atau
penghambaan, ketaatan, dan ketundukan hanya semata kepada Alloh. Ikhlas atas nama, karena, dan hanya untuk
Alloh, sesuai tuntunan Alquran dan Sunnah Rosululloh Muhammad saw. “Sungguh sholatku, serta ibadah, bahkan hidup
dan matiku hanya untuk Robb semesta” TQS Al-An’am 162. Dalam sehari
semalam, setidaknya 17 kali seorang mukmin menyatakan penghambaan atau
pengabdian melalui ikrar kesetiaan, “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”.
Hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami memohon
pertolongan! ”
Amal hablun minannas adalah amal yang
menjadikan hidup sebagai ladang manfaat bagi semesta atau rahmatan lil
‘alamin. Inilah misi kekhalifahan manusia. Mewujudkan keadilan dan
kesejahteraan hidup. Tolong menolong dalam melakukan kebajikan, saling memberi
atau menerima manfaat, saling peduli,
berlomba melakukan inovasi dan kreasi kebaikan adalah keniscayaan amal yang
harus dilakukan demi menuai pahala dan kemuliaan hidup di dunia, terlebih kemuliaan
di akhirat.
Komitmen dan kepedulian social atas
dasar visi dan misi profetik, khususnya kepada kaum du’afa, fakir, miskin,
yatim piatu, marjinal, buruh, terbelakang, atau kepada para penyandang
disabilitas, korban bencana, korban kekerasan
baik dalam bentuk nilai ekonomis, pendidikan, hukum, keamanan,
akomodasi, dan property adalah amal
saleh yang akan menjadi anak tangga dan pintu kemuliaan dunia dan akhirat.
Zakat, infak, shodaqoh dan wakaf (ZISWA) adalah wujud amal social yang selain
membersihkan dan menyucikan harta dan jiwa saat di dunia, amal-amal kemanusiaan
itu menjadi investasi akhirat yang
nilainya sungguh tak terhingga. (Abdul Hakim)
Komentar
Posting Komentar