Al Muflish, Orang Yang Bangkrut | Berita Populer Lazismu
Al-muflish
(orang
yang bangkrut)
Segala
pujian hanya milik Allah swt, penguasa
tunggal alam semesta, Sang pencipta, penyedia, pengatur, dan nantikan yang akan
menghancurkan semua ciptaan-Nya. Tiada sekutu bagi-Nya. Segala daya dan
kekuatan hanya milik-Nya.
Salawat
dan salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad saw, manusia agung
dengan segala keagungan yang ada pada dirinya.
Kehidupan
di dunia merupakan jembatan bagi setiap muslim untuk menggapai kehidupan abadi
di akhirat. Tentu, kehidupan abadi itu tidak terlepas dari semua perilaku
semasa hidup di dunia. Amalan kebaikan yang ditanam oleh setiap individu muslim
menjadi factor utamanya. Shalat, zakat, hajji, infaq, kebaikan menolong orang yang kesusahan, merawat
jenazah dan lain sebagainya, merupakan sebagian kecil contohnya.
Diterimanya
amalan merupakan hal yang final dari harapan setiap muslim. Banyak factor yang
harus dijaga agar amalan itu tidak sia-sia dihadapan Allah swt. Keikhlasan hati
dan menjaga martabat orang yang di tolong menjadi salah satu unsurnya.
Saudara,
di akhirat nanti ada manusia yang semasa hidup di dunia dia Islam (muslim),
mengerjakan segala amal kebaikan dan point terpenting bahwa semua amalannya di
terima oleh Allah swt. Namun sangat
disayangkan karena dia termasuk golongan orang-orang yang bangkrut. Siapakah
dia ?
Nabi
Muhammad saw bersabda dalam sebuah hadist yang artinya “ Tahukah kamu siapa orang yang
bangkrut itu ?. Sahabat menjawab : orang yang bangkrut … yaitu dari kami yang
tidak memiliki dirham ( uang ) dan tidak memiliki bekal ( harta ). Beliau saw
menjawab : “ Orang yang bangkrut adalah orang dari golongan umatku yang datang
pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, shiam ( puasa ), zakat. Tapi
disamping dia membawa amal kebaikan, dia juga membawa dosa berupa mencaci maki,
menuduh, memakan harta orang lain tanpa hak, memukul, dan membunuh. Maka kebaikan demi kebaikan amalannya akan
diberikan kepada orang yang pernah dia dzolimi. Maka jika sudah habis
kebaikannya, sementara belum juga selesai urusan dengan orang yang pernah
didzolimi, maka dosa orang yang pernah dia dzolimi akan diberikan kepadanya,
dan dia dicampakkan dalam neraka “ (HR. Muslim)
Hadist
diatas menjadi peringatan bagi kita untuk senantiasa berhati-hati dalam
menjalani hidup ini. Di pengadilan Allah swt kelak, derajat manusia semuanya
sama. Ada bawahan yang menuntut tuannya,rakyat menuntut pemimpinnya, saudara
menuntut saudaranya, anak menuntut orang tuanya, teman menuntut temannya, istri
menuntut suami dan lain sebagainya.
Sebagai
muslim, tentu merupakan kerugian besar manakala pahala kebaikan yang sudah
susah payah ditabung untuk kehidupan akhirat, ternyata harus diberikan pada
orang lain dikarenakan perilaku negative kita selama di dunia. Menganalisa
sebelum bertindak merupakan hal terbaik yang bisa dilakukan.
Selesaikan
urusan dunia selama kita masih hidup, karena setelah itu tidak ada lagi yang
bisa dilakukan selain penyesalan. Hanya ada dua versi untuk pengadilan di
akhirat. Pertama, kebaikan kita diberikan pada orang lain atau versi kedua, dosa
orang lain akan diberikan ke kita.
Saudara,
dunia merupakan tempat beramal tanpa hisab, tapi nanti hari akhir merupakan
tempat hisab tanpa ada kesempatan lagi untuk beramal.
Semoga
kita lebih bisa berhati-hati dalam menjaga pahala amalan kita, sehingga tidak
termasuk dalam golongan orang yang bangkrut.
Komentar
Posting Komentar