Siraman Rohani: Menjaga Ketaqwaan Sebagai Buah Utama Ramadhon | Berita Populer Lazismu
MENJAGA KETAQWAAN, SEBAGAI BUAH UTAMA ROMADHON
Abdul Hakim, M.Pd.I.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ
عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” Alquran Surat Albaqoroh ayat 183
Bulan Romadhon 1441 telah berlalu. Bagi orang beriman, Romadhon sejatinya merupakan training centre atau pusat pelatihan dan pendidikan karakter terbaik. Terlebih puasa kali ini berlangsung di tengah ujian merebaknya wabah pandemi Covid-19 yang telah mengakibatkan dampak besar dalam berbagai dimensi kehidupan. Banyak pesan, pelajaran, dan hikmah yang harus kita apresiasi dari bulan penuh ampunan, rahmat, berkah, dan keistimewan itu. Ketaqwaan adalah buah manis sekaligus target utama ibadah romadhon.
Ketaqwaan itu perintah utama yang selalu di ulang dalam Alquran dan hadits mutawatir. “Wahai mukmin, bertaqwalah kamu semua kepada Alloh dengan sebenar benar taqwa, dan jangan mati kecuali kamu muslim.” Seperti perintah lainnya, ketaqwaan itu target utama ibadah. “Wahai sekalian manusia. beribadahlah kepada Rabb yang telah menciptakanmu, serta generasi sebelummu, agar kamu meraih ketaqwaan,” QS Albaqoroh ayat 21.
Romadhon adalah pusat pelatihan untuk melahirkan pribadi-pribadi paling mulia. Melalui berbagai ibadah ritual dan social di bulan mulia itu, orang beriman diharapkan menjadi individu, keluarga, kaum, atau umat yang bertaqwa. Ketaqwaan adalah harga mukmin yang terbaik dan tertinggi. “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Alloh adalah mereka yang paling bertaqwa.” QS Alhujurot ayat 13.
“Maka berbekallah kalian, sungguh sebaik-baik bekal adalah ketaqwaan.” QS Albaqoroh ayat 197.
Mengapa ketaqwaan menjadi target utama ibadah? Orang bertaqwa adalah mereka yang tunduk dan taat kepada Alloh dan Rosul-Nya, menjadikan Islam (Alquran dan Sunnah sebagai panduan hidup dalam semua dimensi kehidupannya, baik aktivitas ritual maupun aktivitas social, ekonomi, politik, pendidikan, hukum, dan budaya.
Orang bertaqwa selalu mewujudkan janjinya, “Sungguh sholatku, aktivitasku, hidup dan matiku hanya untuk mentaati Alloh, Rabbul ‘Alamin.” QS Al-An’am ayat 162.
Orang bertaqwa adalah mereka yang menunaikan amanat Alloh, baik sebagai hamba atau abdi yang harus menjadikan hidup sebagai ladang pengabdian atau penghambaan kepada-Nya (hablun minalloh), sekaligus sebagai khalifah yang harus mengelola bumi demi meraih manfaat dan keberkahan hidup sebesar-besarnya bagi nilai-nilai kemanusiaan (hablun minannas).
Orang bertaqwa selalu taat hukum, norma, atau syariat Islam. Karena berpegang kepada Alquran dan Sunnah nabi-Nya. Karena itu, orang bertaqwa memiliki furqon. Bisa membedakan yang haq dengan yang batil. Tidak menukar dan tidak mencampuradukkan yang haq dengan yang batil.. Cinta kebenaran, menentang dan menolak kebatilan. Penegak amar makruf dan nahi munkar. Ikhlas, jujur, amanah, peduli, tanggung jawab, syukur dan sabar, serta pemaaf.
Dalam diri orang bertaqwa terkumpul ilmu, iman, dan amal salih. Visi hidup orang bertaqwa itu akhirat, bukan pragmatis, bukan semata kepuasan dunia. “Surga itu seluas langit dan bumi, disediakan untuk orang yang bertaqwa. “ QS Ali Imron ayat 133.
Orang bertaqwa selalu berusaha menegakkan keadilan. “Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada ketaqwaan,” QS Almaidah ayat 8. Orang bertaqwa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Tidak mungkin berbuat dzalim. Tidak mungkin pula menghalalkan segala cara.
Orang bertaqwa jauh dari sifat nafsiyah atau ananiyah seperti sombong, dengki, rakus, dusta, malas, mubazir, dan dendam. Karena itu, tidak mungkin orang bertaqwa merusak, mencuri, menipu, merampok, menjarah, korupsi, menyuap, berzina, dan membunuh tanpa haq.
Alloh mencintai pribadi, kaum, atau umat bertaqwa. Alloh menunjukkan solusi terbaik bila menghadapi kesulitan, musibah, atau ujian. Alloh akan melimpahkan rizqi tanpa perhitungan. Alloh pasti memuliakan dan menyelamatkannya di dunia maupun di akhirat.
Jika gairah beribadah dan beramal salih di bulan Romadhon ditunaikan dengan ikhlas, cerdas, sabar, istiqomah dan totalitas, orang beriman akan meraih berbagai bonus istimewa berupa gelar muttaqin, dosa-dosanya diampuni, mendapat limpahan pahala, doa-doa dikabulkan, kesehatan kian prima, serta hubungan social kian harmoni, dan dijamin surga.
Jika umat Islam, bangsa ini, dan para pemimpin menjadikan ketaqwaan sebagai target utama visi, misi, dan tujuan hidup, Alloh pasti membuka pintu keberkahan, memberi solusi atas problem apa pun baik ekonomi, social, politik, hukum, pendidikan, dan problem kehidupan lainnya. buah manis inilah yang harus kita jaga sebagai modal meraih ampunan, pahala,, keselamatan, dan kebahagiaan hidup sepenuhnya.
“Jika sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” QS Al A’rof ayat 96. (Habibie)
Komentar
Posting Komentar